Seniman Sastra : Natalia Dennopa, Benci Jadi Cinta

HIBURAN, Penulis: Nikolas Maryanto Koni

Natalia Dennopa salah satu, seniman sastra asal Singkawang, Kalimantan Barat yang aktif menulis sekaligus kuliah. Perempuan kelahiran Singkawang 20 tahun silam, tepatnya 23 September 2001. Anak pertama dari 3 bersaudara yang memiliki hobi menulis dan membaca. Nata panggilan yang akrab melekat kepadanya, anak perempuan tangguh yang tumbuh besar dipesisir pantai Pasir Panjang. Saat ini duduk di bangku perkuliahan semester 3 prodi Ilmu Komunikasi di Universitas Tanjungpura Pontianak. Selain aktif menulis ia juga aktif berorganisasi di lingkungan kampus.

Mulai menggeluti dunia seni sastra sekitar tahun 2016, Nata tidak menyangka bisa menemukan potensi lain dalam dirinya. Awalnya hanya suka membaca tetapi benci dalam menulis, suatu ketika Nata membaca suatu cerita yang bagus tapi alur dan ending yang menggantung dan kurang memuaskan. Semenjak itu Nata memutuskan untuk menulis walaupun tidak suka menulis. “akhirnya ingin melanjutkan dengan cerita yang saya sukai, dengan versi yang disukai dan diinginkan. Membuat cerita pertama yang membuahkan hasil hingga meneruskan sampai sekarang.” ujarnya di Zaza Coffee Reformasi, Pontianak, Minggu (14/11/21).

Buku pertama Nata. Melodi Dalam Sepi yang dibuat saat kelas 3 SMP, yang mengisahkan kisah cinta anak SMA, ketika menulis Nata dipenuhi imajinasi tentang kisah cinta yang mulus walaupun pada akhirnya kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Buku pertama terbit 1 tahun saat Nata menginjak masa SMA. Buku kedua tercipta dari salah satu program kerja Duta Genre yaitu Burger, buku genre dimana mengajak anak genre untuk menerbitkan buku yang diselesaikan dan diterbitkan Nata setelah kegiatan tersebut selesai yang berjudul Sepotong Kama Yang Retak.

Buku ketiga dengan judul yang menarik bagi pembaca. Istri Idaman realisasi dari mimpi-mimpi umtuk menjadi istri Idaman bagi pasangannya. Buku yang bernuansa korea dan sedikit bumbu komedi yang membuat pembaca merasa senang dan bisa menjadi motivasi untuk menjadi istri idaman bagi pasangannya di kemudian hari. Buku keempat, sendiri dibuat saat event yang bercerita tentang sebuah kerajaan salah satu negara di Eropa, Liechtenstein, Asa yang Terunta judulnya dari keberanian Nata untuk keluar dari zona nyaman.

Buku kelima dan keenam yaitu berjudul Nestapa dan Renjana Yang Ternoda yang baru-baru ini diterbitkannya.
Nata sendiri awalnya terinpirasi dalam tulisannya dari Aliando dan Prili, sehingga Nata menjadikan mereka sebagai tokoh utama, tapi kelamaan Nata menggali terus potensinya sehingga terciptanya tokoh-tokoh lain.
Nata sendiri mengaku bahwa banyak pihak yang mendukung apa yang dikerjakannya. “yang pasti mama, kemudian sekolah juga mendukung.” tungkasnya.

Tantangan awal yang dihadapi Nata adalah dapat menyesuaikan waktu dalam menulis disamping kesibukannya serta standar penulisan yang baik. Nata sendiri juga memiliki target kedepanya dalam menulis selain dingan media cetak, Nata juga ingin menulis di platform media berbayar, kemudian akan menerbitkan buku-buku selanjutnya serta ingin mengajak orang-orang untuk menulis.

Nata juga membagikan cerita bahwa ia pernah mencoba untuk menulis cerita horror, disaat menulis berkali-kali tulisannya terhapus dan terus terhapus, akhirnya Nata memutuskan untuk berhenti. Penulis horror biasanya memiliki latar belakang yang horror. Nata juga ingin mencoba menulis cerita action dikemudian hari.

Harapan Nata, terkait buku yang sudah diterbitkannya bisa menjadi hikmah maupun motivasi bagi banyak orang. Seperti di buku Nestapa sendiri mempunyai pesan moral yaitu kita sebagai manusia mencintai dan membenci harus berimbang, manusia tidak sepenuhnya hitam tapi ada putihnya, tidak sepenuhnya baik tapi pasti pernah membuat kesalahan itulah manusia.

Nata juga membeberkan penghasilan yang didapat Nata dari buku yang telah dibuatnya, karena bertahap untuk pendapatan tidak menentu tergantung perbulan, bisa kadang 1 juta maupun lebih.

Setelah berbincang Panjang lebar, team menanyakan kepada Nata bahwa, apakah ada cita-cita lain dari dirinya? “tidak menutup kemungkinan ingin kerja dipekerjaan lain, ingin mengembangkan usaha yang juga tidak jauh dari dunia sastra yaitu ingin membuat usaha peneribatan buku.” tambahnya.

Terakhir Nata menambahkan bahwa cintailah dirimu sendiri, maka kamu akan bisa mengembangkan diri, bukan hanya untuk dirimu sendiri tapi juga untuk orang lain. Jadi dimulai dari diri sendiri baru kita bisa mencintai orang lain.

Banyak seniman muda kreatif di Indonesia khususnya Kalimantan Barat, karya-karya yang luar biasa lahir dari pemikiran-pemikiran kreatif, inovatif, dan sebagainya.

Penulis: Nikolas Maryanto Koni

Bengs, Soloist Singkawang Rilis Debut Single

HIBURAN, Penulis: Aulia Nisa Eka Dewi

Berlokal.id, Singkawang – Rizqy Aldi atau akrab disapa Bengs merupakan remaja berbakat asal Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Berawal mula dari sejak kecil Bengs suka bernyanyi bersama orangtuanya. Lagu yang ia nyanyikan pun berasal dari lagu luar negeri yang bergenre Pop 90 an.

Single tersebut telah dirilis pada hari Senin pada tanggal 11 Oktober 2021 lalu di beberapa digital platform musik. “Girl From A Movie Scene” dimulai dari langkah kecilnya untuk menunjukkan siapa dirinya. Setelah 11 tahun ia mulai mempelajari musik dan gitar akhirnya ia memutuskan untuk membuat single.

Lagu “Girl From A Movie Scene” merupakan single perdana Bengs sebagai Soloist bergenre Pop Blues. Ia mengaku mendapatkan insipirasi untuk membuat lagu ini dari pengalaman diri sendiri “Sejujurnya ya lagu ini tuh basic from experience khususnya perjalanan percintaan aku sendiri. Berawal saat aku lagi nonton film dan ada kisah di suatu scene romance yang membuat aku tertarik ini loh kisah cinta yang kumau dan aku pengen kisah cinta aku seperti scene di film tersebut,” kata Bengs kepada berlokal.id, Senin (18/10).

Proses pembuatan single tersebut diperkirakan memakan waktu hanya 3 minggu saja. Penulisan lirik nya pun Bengs hanya menulis selama 15 menit, sedangkan publisher nya sendiri memerlukan waktu 1 minggu. Tentunya Bengs tidak sendiri dalam memproses lagu tersebut, ia dibantu oleh Ezha Putra sebagai Bass, di rekam dan diproduksi oleh Derry Arbay, Mixed and Mastered oleh Milfarasi dan terakhir untuk Artwork dibantu oleh sahabatnya yaitu Repinisasi.

Dibalik kesuksesan dari single ini ternyata ada cerita unik tersendiri yaitu orang lain sering meremehkannya karena ia adalah gitaris dari sebuah Band, “orang lain sampai pernah bilang ke aku, udahlah main gitar aja gausah nyanyi. Dari konotasi seperti itulah yang membuat aku ingin membuktikan ke orang bahwa aku bisa nyanyi,” lanjut Bengs.

Single ini merupakan salah satu Story Life untuk album kedepannya yang akan ia buat. Di album tersebut pun ia mengatakan akan ada kolaborasi bersama musisi lain dan menggabungkan berbagai genre disetiap lagunya dari keseluruhan musik yang ia pelajari.

Bengs berharap dengan rilis nya single tersebut agar orang-orang tahu bahwa ia bisa menyanyi dan mempunyai karya. Ia akan melanjutkan karya tersebut dengan merilis single-single berikutnya.

Penulis: Aulia Nisa Eka Dewi

Editor: Via Kurniati

Menguak Kisah Goa Lawang Kuari

HIBURAN, Penulis: Aulia Nisa Eka Dewi

Berlokal.id, Sekadau — Pernah dengar Goa Lawang Kuari? Yup, memang sedikit asing bagi kita yang memang bukan warga asli nya.

Goa Lawang Kuari ini terletak di Dusun Kelilit, Desa Seberang Kapuas, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat.

Tahukah kamu Goa ini berada di tebing Sungai Kapuas, loh! Ada tiga goa berjejer (lubang). Nah, konon katanya goa pertama paling kanan (hilir) adalah milik suku Dayak, Bagian tengah milik suku Senganan (Melayu), dan bagian kiri (Hulu) milik suku China (Tionghoa). Namun, tak semua manusia bisa masuk lewat ketiga lubang kecil itu. Hanya cerita dari mulut ke mulut saja dipercaya kalau lubang itu semakin dalam kian melebar hingga pada kedalaman tertentu bisa seukuran tinggi manusia.

Jadi, Goa Lawang Kuari ini selain dikunjungi oleh warga lokal tetapi dari luar Kabupaten Sekadau juga sebagai tempat wisata alam dengan berbagai keunikannya.

Menurut mitosnya warga juga menganggap goa ini menyimpan aura mistis. Tak heran banyak yang ke goa dengan hajat atau niat tertentu hingga bagi keyakinan tertentu dianggap sebagai syirik. Ada juga pengunjung datang ke Goa Lawang Kuari untuk meminta barokah, seperti kemajuan ekonomi, kesehatan, jodoh, dan sebagainya. Apabila niat sudah tercapai, mereka pun akan kembali datang untuk menuntaskan kewajiban hajatnya atau yang di dalam kepercayaan masyarakat Sekadau disebut dengan ritual mulang hajat.

Dari penuturan warga setempat, untuk masuk ke dalam perut goa harus melalui berbagai rintangan berat. Mulai dari tiarap, berjalan jongkok, barulah sampai ke dalam perut goa yang luas. Di dalam sana terbentang sebuah danau dengan air yang sangat jernih. Kisah yang kerap dituturkan kepada anak cucu sebelum tidur, saking panjangnya goa, akan sampai ke Kecamatan Tayan. Barangkali ada benarnya, kalau menelisik cerita masyarakat Tayan yang juga memiliki goa di tengah-tengah hutan.

Menurut cerita masyarakat Sekadau mereka percaya kalau Goa Lawang Kuari sebagai tempat persembunyian Pangeran Agung dari Kerajaan Sekadau. Bersama para pengikutnya, Pangeran Agung dikisahkan meninggalkan istana di Sungai Barak, Desa Mungguk, karena selisih paham dengan raja yang berkuasa kala itu. Sang pangeran dan pengikutnya pun diburu prajurit istana. Untuk menghilangkan jejak dari kejaran, Pangeran Agung menaburkan abu yang yang menyelimuti semua pengikutnya itu kemudian berubah menjadi batu.

Nama Goa Lawang Kuari sendiri kian menjadi tenar ketika Kabupaten Sekadau terbentuk 2003 silam. Seperti kabupaten-kabupaten lainnya, Sekadau pun memerlukan julukan yang akrab di telinga masyarakat. Lawang Kuari pun akhirnya menjadi julukan untuk Kabupaten Sekadau oleh warga setempat.

Sebagai ikon daerah, Pemkab menjadikan Goa Lawang Kuari sebagai salah aset wisata. Upaya pengembangan sudah dilakukan, meski hasilnya masih belum optimal. Tapi akhirnya gua bersejarah itu tak terpelihara dan jadi kotor. Banyak coretan oleh tangan jail di dinding-dinding goa tersebut.

Bagi kamu yang ingin mengunjungi Goa Lawang Kuari dapat dijangkau dari Kota Sanggau sekitar 7 km menggunakan motor sampai ke Dermaga Apung. Tiga langkah dari dermaga kamu bisa menemukan pagar areal goa kemudian menuju sebuah gerbang. Sayangnya, gerbang tersebut kini telah tumbang. Setelah menapaki beberapa anak tangga, bertemulah dengan pendopo sebagai tempat istirahat pengunjung. Dari pendopo inilah, Goa Lawang Kuari terlihat jelas berjarak 20 langkah. Tepatnya adalah tumpukan batu-batu besar seakan disusun oleh tangan manusia.

Penulis: Aulia Nisa Eka Dewi

Editor: Via Kurniati

Resmi Rilis, Single Merah Jingga “Thani” Tampil Perdana di Abang Coffe

HIBURAN, Penulis: Nikolas Maryanto Koni

Berlokal.id, Pontianak – Setelah sukses meluncurkan lagu-lagu sebelumnya. Kini, Merah Jingga mengeluarkan single terbarunya yang berjudul “Thani”.

Launching single terbarunya tersebut berlangsung di Abang Coffe Reformasi, Pontianak, Kalimantan Barat, pada Jumat (24/9/2021).

Merah Jingga, band asal Pontianak ini, dalam single terbarunya berkolaborasi dalam sebuah tajuk acara “SIMBIO” yang merupakan penyerderhanaan dari kata Simbiosis yang dapat diartikan sebagai interaksi antar organisme. Salah satunya kolaborasi dengan Kedai Udud, menghasilkan produk tembakau dari petani indonesia yang diberi nama “UDARA”.

Diceritakannya, lagu “Thani” yang dibawakan dengan alat musik tradisional khas Merah Jingga ini, merupakan bentuk menyerukan hak kesejahteraan petani Indonesia serta ungkapan rasa syukur terhadap petani.

Harapannya dengan rilis nya lagu ini semoga para pendengar peka terhadap petani Indonesia dengan membeli produk lokal atau sembako dari hasil petani sendiri.

Single “Thani” kini sudah diregistrasi di digital stores dan dapat didownload di Spotify, Itunes, Joox, Jukes Deezer, Resso, Apple Music, dan Youtube.

Penulis: Nikolas Maryanto Koni

Memajukan Destinasi Wisata Daerah dengan River Tubing Riam Jugan

HIBURAN, Penulis: Sarah Tri Oktika

Bengkayang, Berlokal.id – Riam Jugan merupakan salah satu destinasi wisata air terjun yang berada di Desa Lembang, Kecamatan Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Riam Jugan telah menjadi salah satu tempat wisata favorit bagi masyarakat lokal maupun wisatawan dari berbagai daerah. Tidak hanya menyajikan pemandangan air terjun setinggi + 10 meter, para wisatawan yang datang juga dapat merasakan sensasi olahraga air yang menantang. Kegiatan itu disebut dengan River Tubing.

Wahana River Tubing Riam Jugan ini sudah dibuka sejak 7 bulan yang lalu dan dikelola oleh sekelompok masyarakat yang bergabung dalam komunitas peduli wisata dibawah naungan Dinas Pariwisata Kabupaten Bengkayang.

“Kita dibantu oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Bengkayang sebagai salah satu bentuk kontribusi dan support dari pemerintah daerah untuk memajukan destinasi wisata khususnya Riam Jugan. Mereka juga sudah memberikan bantuan berupa fasilitas sebanyak 8 River Tubing,” kata Nur Agung Laksono, selaku ketua sekaligus pengelola River Tubing Riam Jugan.

Ia juga menambahkan bahwa dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan antara River Tubing dan Arung Jeram sehingga dari sekian banyak Riam yang ada di Kabupaten Bengkayang, sejauh ini khusus wahana River Tubing hanya ada di Riam Jugan saja. Sedangkan Riam lainnya, seperti Riam Merasap dan Riam Parangek termasuk kedalam kategori Arung Jeram.

Salah satu perbedaanya yaitu River Tubing yang berada di Riam Jugan ini dilakukan oleh dua sampai tiga orang saja dengan cara meluncur bebas di sungai menggunakan boat yang sudah disediakan. Sedangkan Arung Jeram biasanya akan dilakukan bersama-sama atau dengan tim.

Kemudian, waktu dan jarak tempuh yang dilalui juga berbeda-beda tergantung kecepatan arus air sungai dan kondisi cuaca.

“Khusus Riam Jugan ini jarak tempuh River Tubingnya sekitar satu kilometer lebih dengan memakan waktu sekitar satu setengah jam dari titik awal turun sampai ke titik finish,” tambahnya.

River Tubing Riam Jugan juga sudah dilengkapi dengan bagian khusus administrasi yang diperuntukkan bagi wisatawan yang ingin memesan maupun mencari informasi seputar River Tubing tersebut. Bagi wisatawan yang ingin bertanya dapat langsung menghubungi contact person atau mengunjungi Instagram @riamjuganofficial.

Pengelola berharap dengan adanya River Tubing ini bisa menambah dan menarik minat wisatawan untuk datang ke Riam Jugan dan dengan adanya wahana-wahana ini bisa memberikan warna yang baru dan suasana yang baru. Harapannya juga adanya perhatian dari pemerintah daerah agar lebih memperhatikan dalam aspek pengembangan agar kedepannya destinasi wisata ini bisa dikenal dari tingkat nasional bahkan internasional.

Penulis: Sarah Tri Oktika
Editor: Via Kurniati

Mengenal Urban Legend Kalimantan Barat

HIBURAN, Penulis: Aulia Nisa Eka Dewi

Kalimantan merupakan pulau terbesar ketiga sedunia, bagian pulaunya terdiri dari gunung, sungai, dan pantai. Terdapat beberapa suku asli yang mendiami Pulau Kalimantan diantaranya Suku Dayak dan Suku Melayu.

Banyak juga hal mistis yang ada di Kalimantan, terutama Kalimantan Barat. Inilah beberapa kisah urban legend yang telah di rangkum.

1. Puake (Penunggu Sungai Kapuas)

Puake

Puake berasal dari bahasa Melayu yang berarti besar atau raksasa, biasanya masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai daerah Kalimantan meyakini ada berbagai jenis puake, diantaranya puake buaya putih (sarassa), puake tapah, dan puake biukur yang berwujud kura-kura raksasa. Sementara, sebagian masyarakat Pontianak meyakini puake berwujud ular besar yang kepalanya di muara sungai dan ekornya berada di hulu sungai.

2. Padang 12

Padang 12

Padang 12 konon kota gaib di Ketapang, Kalimantan Barat. Kisah itu dikenal sebagai gerbang menuju dunia gaib. Apabila dilihat dengan mata telanjang, Padang 12 merupakan padang rumput sepanjang 12 kilometer. Di sana hanya terlihat pohon pinus dan ilalang. Namun, bagi beberapa orang yang memiliki kemampuan gaib, mereka akan melihat sebuah kota yang mewah dan indah. Banyak orang mengatakan kota ini sangat maju dan dipenuhi dengan teknologi canggih. Para penduduknya konon juga memiliki pesawat pribadi dan mobil-mobil mewah. Penduduknya pun masih misterius, mereka disebut sebagai orang limun. Untuk membedakannya orang limun tidak memiliki garis antara hidung dan bibir.

3. Kek Tung

Kek Tung

Kek Tung adalah makhluk mistis penjaga hutan di pedalaman Kalimantan Barat berupa harimau dahan dengan suara “kung kung kung” yang sayup namun menggetarkan. Di Desa Balai Semandang, Kabupaten Ketapang, Kalbar, sekitar 120 kilometer dari Kota Pontianak, makhluk itu disebut Kek Tung. Ia hanya bersuara di tengah rimba belantara, dan jarang-jarang orang bisa melihat wujud aslinya. Jika ia bersuara berarti ada sesuatu yang buruk terjadi bisa berupa gagal panen, tokoh tertentu akan meninggal dunia, serta malapetaka. Juga isyarat onya sumakng labatn atau orang yang menikah dengan hubungan sedarah yang amat dilarang adat. jkmnkjnkjnkljnknjknjknjknjknjknjknjknjk

4. Kuntilanak

Kuntilanak

Hantu kuntilanak disebut perempuan yang mati pada saat melahirkan dan arwahnya gentayangan untuk balas dendam. Dalam cerita rakyat Melayu, sosok kuntilanak digambarkan dalam bentuk wanita cantik yang senang meneror penduduk kampung untuk menuntut balas, dan berjalan seorang diri dijalan yang sunyi. Sementara itu keterkaitan antara Pontianak dengan hantu kuntilanak yaitu ia selalu mengganggu Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie. Menurut cerita Syarif Abdurrahman saat menyusuri Sungai Kapuas, ia sering diganggu oleh hantu Kuntilanak. Karena itulah Ia terpaksa melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu Kuntilanak sekaligus menandakan di mana meriam itu jatuh, maka di sanalah wilayah kesultanannya didirikan.

5. Kuyang

Kuyang

Kuyang memiliki wujud yang mengerikan, yaitu berkepala wanita dengan rambut yang panjang dan organ tubuh yang menggantung, terpisah dari tubuhnya. Kuyang biasanya didorong oleh keinginannya untuk awet muda, disayang suami, menjadi idola setiap laki-laki, atau karena ilmu turunan dari leluhurnya. Ada juga yang meyakini bahwa kuyang adalah jelmaan dari kegiatan pesugihan seperti babi ngepet ataupun tuyul. Hantu kuyang menghisap darah perempuan yang hamil atau baru melahirkan saat malam hari. Itulah santapannya dan biasanya juga dijadikan syarat mencapai keinginannya untuk menuntut ilmu hitam. Menurut rumor yang beredar, kuyang menyerang saat perempuan yang menjadi target tertidur. Kuyang akan mengisap jiwa dan janin ibu tersebut. Akibatnya, sang ibu akan mengalami pendarahan sesaat setelah janinnya diambil, yang juga mengancam nyawa sang ibu.

Penulis: Aulia Nisa Eka Dewi

Sumber foto: Google

Makanan Khas Kalimantan Barat, Apa Aja Sih?

HIBURAN, Penulis: Via Kurniati

Berlokal.id — Makanan khas dari setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khasnya masing-masing, termasuk makanan khas dari Kalimantan Barat. Kuliner Kalimantan Barat memiliki cita rasa yang didominasi oleh bumbu khas daerah Kalimantan sendiri serta racikan bumbu yang berbeda. Makanan khas dari berbagai daerah di Kalimantan Barat ini memberikan keberagaman dalam kuliner Nusantara.

Beragam cita rasa makanan khas daerah yang diberikan seperti gurih, asin, manis, atau pun bumbu rempah yang kuat dalam suatu masakan yang masing-masing memiliki penggemar. Di Kalimantan Barat terkenal sejumlah kuliner enak yang harus sobat lokal ketahui. Setelah mengetahui makanan khas dari Kalimantan Barat ini, wajib juga untuk sobat lokal mencobanya sendiri.

Berikut adalah beberapa makanan khas dari berbagai daerah di Kalimantan Barat.

1. Bubur Pedas (Bubbor Paddas) — Sambas

Bubur Pedas (Sumber Foto: Tribun Travel)

Makanan khas pertama ini berasal dari Kabupaten Sambas, yaitu Bubur Pedas. Jika ditanya apa saja makanan khas yang terkenal di Kalimantan Barat, kemungkinan besar yang pertama terlintas di pikiran orang adalah Bubur Pedas. Sangat tidak heran lagi, karena makanan ini memang merupakan makanan andalan yang cukup terkenal di dunia kuliner Kalimantan Barat. Makanya, jika pergi ke Kalimantan Barat, khususnya ke Kabupaten Sambas, akan terasa kurang jika tidak mencicipi makanan khas satu ini.

Bagi sobat lokal yang belum pernah membaca atau mendengar makanan Bubur Pedas ini, mungkin akan berpikir bahwa Bubur Pedas ini akan memiliki rasa yang pedas atau berwarna merah. Akan tetapi sebenarnya Bubur Pedas ini sama sekali tidak memiliki rasa pedas. Bubur ini terbuat dari beragam sayur-mayur yang dicampur dengan beras putih yang telah dihaluskan.

Proses pengolahan Bubur Pedas ini, yaitu dengan menghaluskan beras putih yang telah disangrai terlebih dahulu bersama parutan kelapa hingga berwarna kecokelatan. Setelahnya, olahan beras ini dimasak dengan air atau santan kelapa bersama sayuran seperti daun kesum, pakis, kangkung, ubi, jagung, tauge atau wortel yang telah dipotong kecil-kecil. Untuk menghasilkan rasa pedas, bubur diberikan rempah-rempah berupa lada hitam, jahe, daun salam, bawang merah dan putih, serta bisa ditambahkan tulang dan tetelan sapi jika ingin. Toppingnya berupa ikan teri, kacang tanah goreng, dan perasan jeruk nipis.

Bubur Pedas ini biasanya disajikan sebagai salah satu hidangan utama pada pertemuan keluarga. Bubur Pedas juga kerap dijadikan menu sarapan tradisional suku Melayu yang berada di Sambas, Kalimantan Barat. Bahkan pada zaman dahulu diketahui sebagai makanan para raja-raja di Kalimantan.

2. Chai Kwe — Singkawang

Chai Kwe/Choi Pan (Sumber Foto: Tokopedia)

Chai Kwe, atau dikenal juga dengan nama Choi Pan, sebenarnya adalah masakan yang berasal dari etnis Cina, yang juga sangat populer di Pontianak. Sepintas, makanan ini terlihat mirip dengan kroket atau pastel, tapi pengolahannya berbeda. Jika kroket dan pastel dimasak dengan cara digoreng, Chai Kwe diolah dengan cara dikukus.

Kulit Chai Kwe yang berwarna putih dan tipis dibuat dari tepung beras, dan disajikan dengan taburan bawang goreng. Sedangkan isian dari Chai Kwe ini beragam seperti Chai Kwe isian kucai, bengkuang, dan rebung yang dicampur dengan daun bawang dan udang kecil (ebi). Seperti yang sudah dibayangkan, Chai Kwe terasa lezat saat hangat. Cita rasanya adalah segar, gurih, dan asin.

3. Pengkang — Pontianak

Pengkang (Sumber Foto: Borneo24.com)

Makanan khas Kalimantan Barat selanjutnya berasal dari ibu kota, yaitu Kota Pontianak. Makanan ini bernama Pengkang. Pengkang adalah makanan ringan yang mirip seperti lemper jika di Pulau Jawa. Hal itu karena, makanan ini sering disebut juga dengan lemper khas Kalimantan. Pengkang terbuat dari olahan beras ketan dengan isian ebi atau udang kering di dalamnya. Adonan ini kemudian dibungkus dengan daun pisang dalam bentuk kerucut dan diikat dengan bambu. Cara memasaknya adalah dengan dibakar.

Pengkang biasa disajikan dengan saus cabai atau sambal kepah yang ditaburi bawang hijau dan seledri. Hidangan ini banyak dijajakan di Jalan Raya Pontianak tepatnya di Peniti, yaitu daerah yang jaraknya sekitar satu jam, setelah Kota Pontianak.

4. Kerupuk Basah — Kapuas Hulu

Kerupuk Basah (Sumber Foto: Ksmtour.com)

Kerupuk Basah merupakan makanan yang berasal dari Kota Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu. Tidak berbentuk kerupuk seperti yang dibayangkan, tapi lebih mirip dengan empek-empek Palembang. Hanya saja, ukurannya lebih panjang dan tidak digoreng, tapi dikukus. Bentuknya lonjong dengan panjang sekitar 5-25 cm, dan dengan diameter sekitar 2-3 cm. Bahan dasarnya adalah ikan dan tepung sagu.

Ada tiga variasi rasa yang ditawarkan, yaitu ikan belida, ikan tenggiri, dan ikan toman. Teksturnya sendiri kenyal, dengan rasa pedas manis, dan aroma khas ikan. Kerupuk ini dapat dinikmati secara basah (dikukus) ataupun kering (digoreng). Bumbu yang digunakan untuk pendamping Kerupuk Basah adalah saus kacang. Saus ini sama halnya dengan sambal kacang untuk siomay dan sate.

Selain enak, camilan ini juga menyehatkan, karena memiliki kandungan protein yang tinggi. Meskipun berasal dari wilayah Kapuas Hulu, tapi sejumlah kabupaten lain di Kalimantan Barat seperti di Sanggau, Sekadau, Sintang, Pontianak juga banyak yang menjual kerupuk basah.

5. Ale-ale — Ketapang

Ale-ale (Sumber Foto: Merahputih.com)

Ale-ale adalah makanan tradisional khas Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Bahan utamanya adalah kerang-kerang berukuran kecil. Masyarakat Ketapang dan sekitarnya menyebut kerang jenis ini dengan nama Ale-Ale. Kulitnya mengkilap dan halus, dengan daging berwarna putih susu.

Pengolahannya sendiri berbagai macam, bisa dibuat menjadi sambal Ale-ale, serundeng Ale-ale (dengan kelapa parut), Ale-ale asam manis, atau hidangan lain yang sesuai dengan selera. Pastinya, proses untuk memasaknya lumayan sederhana, karena tidak banyak bumbu yang digunakan. Artinya, orang yang makan masih bisa menikmati rasa asli daging kerang.

6. Sungkui — Sanggau

Sungkui (Sumber Foto: Viva.co.id)

Hidangan ini juga merupakan khas Melayu yang akhirnya terkenal di Kalimantan Barat. Menu ini awalnya hanya digunakan di hari-hari istimewa, seperti acara pernikahan, lebaran, atau khitanan dan sudah mulai langka, karena tidak banyak orang yang menjualnya.

Bahan makanan ini hanya beras dan daun sungkui (tanaman yang tumbuh di hutan Kalimantan). Daun sungkui ini juga dikenal dengan nama daun keririt yang merupakan tanaman istimewa yang hanya tumbuh di daerah Sanggau.

Proses memasak makanan Sungkui ini memakan waktu yang cukup lama, yaitu direbus sekitar 5-6 jam. Sungkui seringkali disantap dengan opor ayam, sambal goreng ati, kerupuk ikan, dan sambal nanas. Bentuk Sungkui sendiri hampir mirip dengan lontong karena bentuknya yang tipis dan lonjong. Yang membedakannya adalah makanan ini dibuat dengan memanfaatkan daun sungkui yang menjadikan aromanya lebih wangi.

7. Mie Sagu — Pontianak

Mie Sagu Berkuah (Sumber Foto: Tukang Jalan Jajan)

Makanan khas Kalimantan Barat yang terakhir, yaitu Mie Sagu. Mie Sagu merupakan kuliner berbahan mie yang terbuat dari tepung sagu yang diolah dari batang pohon sagu. Sebenarnya, Mie Sagu adalah makanan khas masyarakat Suku Melayu yang juga terkenal mulai dari Riau hingga Kalimantan. Namun, di Kalimantan Barat sendiri, Mie Sagu yang terkenal adalah Mie Sagu Berkuah.

Mie khas dari Kota Pontianak ini, memiliki tekstur yang kenyal namun lembut ketika dikunyah. Bentuk dari Mie Sagu ini biasanya pipih lebar serta berwarna bening seperti bihun. Dalam penyajiannya biasanya dikolaborasikan dengan telur, sosis, ebi, udang, bakso hingga aneka vegetarian.

Yang membuat mie andalan Kalimantan Barat ini tampak lain dengan mie sagu biasanya yakni, bumbu kuah kaldunya, meskipun mie ini juga bisa disajikan dalam bentuk goreng sesuai selera. Kuliner tradisional ini juga sangat mudah karena warung-warung di sepanjang jalan Kota Pontianak banyak yang menjualnya.

Nah, itu dia beberapa makanan khas yang ada di Kalimantan Barat. Gimana? Sobat lokal pengen nyobain yang mana, nih? Jangan lupa kalau ada rekomendasi makanan khas dari daerah kalian, silakan tinggalkan di kolom komentar, ya!

Penulis: Via Kurniati
Sumber foto: Google

Destinasi Wisata Alam yang Terkenal di Kalimantan Barat

HIBURAN, Penulis: Via Kurniati

Berlokal.id — Kalimantan Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Kalimantan dengan Ibu Kota Provinsi Kota Pontianak. Kalimantan Barat memiliki banyak sekali destinasi wisata menarik yang tersebar di 12 Kabupaten dan 2 Kota yang ada di dalam wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Mulai dari wisata sejarah dan budaya, wisata relligi, wisata alam hingga wisata bahari yang hingga kini masih belum sepenuhnya tereksplorasi. Provinsi yang memiliki julukan “Seribu Sungai” ini memiliki keunikan tersendiri, dimana berbagai macam objek wisatanya mampu menggaet wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Berikut adalah rangkuman dari berlokal.id mengenai beberapa destinasi wisata alam yang terkenal di Kalimantan Barat dan wajib sobat lokal kunjungi saat liburan nanti.

1. Pantai Pasir Panjang — Singkawang

Pantai Pasir Panjang (Sumber Foto: tanahnusantara.com)

Pantai Pasir Panjang adalah objek wisata alam berupa pantai yang berpasir putih dan panjang yang terletak di Kecamatan Tujuh Belas, Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Pantai ini membentang sepanjang 3 kilometer, sehingga dinamakan Pantai Pasir Panjang. Pantai ini memiliki pasir putih yang cantik dan ombak yang tenang.

Pantai yang menjadi ikon pariwisata Kota Singkawang dan salah satu objek wisata andalan Provinsi Kalimantan Barat ini telah dikembangkan menjadi sebuah paket wisata terpadu bernama Taman Pasir Panjang Indah (TPPI). Dinamakan dengan Pantai Pasir Panjang karena pantainya membentang panjang melengkungi laut lepas. Banyak pengunjung yang datang berenang di pantai ini. Tidak hanya itu saja, moment matahari terbenam (sunset) di pantai ini sangatlah indah. Tidak heran bila pantai ini ramai di sore hari. Di kawasan Pantai Pasir Panjang terdapat pusat informasi pariwisata, persewaan speed boat, sepeda air, darmoling, gokart, shelter-shelter, pondok wisata, dan toko suvenir.

Pengunjung yang tidak terbiasa berenang di pantai dapat berenang di kolam renang yang tersedia, sedangkan yang tidak suka berenang atau pun berjemur dapat mengelilingi pantai dengan naik banana boat. Pengunjung yang membawa anak-anaknya tetap bisa bersenang-senang karena di kawasan ini tersedia arena bermain anak-anak. Terdapat banyak hotel atau penginapan di pantai Pasir Panjang Singkawang ini. Ada juga beberapa restoran dan café serta warung – warung kecil yang menjual berbagai macam makanan yang dapat memanjakan lidah para pengunjung.

Dari tepi Pantai Pasir Panjang Singkawang pengunjung dapat menikmati panorama laut biru berlatar kaki langit yang juga biru. Samar-samar di kejauhan membias hijau Pulau Lemukutan, Pulau Kabung, dan Pulau Randayan yang dipagari perairan Laut Natuna.
Sumber: pastikesingkawang.id

2. Pantai Temajuk — Sambas

Pantai Temajuk (Sumber Foto: mytrip.co.id)

Kalimantan Barat memiliki banyak tempat ‘surga tersembunyi’ bagi para wisatawan untuk menikmati liburan alam, salah satunya, Temajuk. Desa kecil yang terletak persis di ekor pulau Kalimantan, perbatasan Indonesia-Malaysia ini memiliki destinasi wisata kelas dunia yang belum banyak diketahui. Temajuk merupakan desa terakhir yang ada di pesisir utara Kalimantan Barat yang bersebelahan dan berbatasan langsung dengan Teluk Melano, Sarawak, Malaysia.

Selain hanya berjarak sekitar 4 km dari negara tetangga Malaysia, Pantai Temajuk juga menjadi salah satu destinsai wisata andalan yang dimiliki oleh Kabupaten Sambas. Pesonanya yang begitu indah, seperti pantai berpasir putih dan juga dihiasi bebatuan granit serta karang menjadi spot terbaik buat kalian pecinta selfie. Di tempat wisata di Kalbar ini ada spot yang sangat menarik untuk menikmati keindahan pantai, yakni di dermaga atau jembatan beton yang menjorok ke tengah pantai. Tak heran jika hari sudah mula senja begitu banyak wisatawan yang bersantai sembari menikmati keindahan sunset di Pantai Temajuk. Untuk lokasinya sendiri terletak di Desa Temajuk yang masih di dalam wilayah Kecamatan Paloh.
Sumber: tempatwisata.pro

3. Pulau Lemukutan dan Pulau Randayan — Bengkayang

Pulau Lemukutan (Sumber Foto: celebes.co)

Kabupaten Bengkayang memiliki banyak sekali wisata alam andalan, salah satunya yaitu Pulau Lemukutan dan Pulau Randayan. Letak kedua pulau ini sangat berdekatan sehingga akan sayang sekali rasanya jika sobat lokal hanya berkunjung ke salah satu pulau saja. Dari Pulau Lemukutan, hanya membutuhkan beberapa menit saja untuk menuju Pulau Randayan ini, begitu pula sebaliknya.

Pulau yang terletak wilayah Kabupaten Bengkayang, tepatnya di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan ini memiliki pantai yang sangat indah serta pasirnya yang berwarna putih bersih. Tak kalah, pesona alam bawah lautnya yang juga sangat indah dan masih sangat asri. Air lautnya yang jernih sangat cocok untuk bersnorkeling dan menikmati keindahan terumbu karang dan biota laut lainnya.

Pulau Randayan (Sumber Foto: Amazing Borneo)

Tidak hanya sampai disitu, Pulau Lemukutan dan Pulau Randayan ini juga menyediakan homestay untuk para wisatawan dengan harga yang tergolong murah. Untuk menuju lokasi Pulau Lemukutan kamu bisa menggunakan perahu kelotok atau perahu motor dari Dermaga Teluk Suak yang kemungkinan sekitar 2 jam perjalanan menggunakan perahu motor.
Sumber: tempatwisata.pro

4. Air Terjun Riam Ampang — Bengkayang

Air Terjun Riam Ampang (Sumber Foto: Yandy Koresy)

Tidak hanya kaya akan wisata baharinya saja, lagi-lagi Kabupaten Bengkayang memiliki objek wisata lain yang juga sangat terkenal, yaitu objek wisata riam. Riam adalah semacam air terjun namun cukup pendek yang memiliki aliran air yang sangat deras. Bagi yang suka akan air terjun dan sungai maka Kabupaten Bengkayang menjadi surga buat para traveler yang suka bermain air di air tejrun atau sungai.

Salah satu wisata alam riam yang sangat terkenal dan sangat disukai oleh para wisatawan, yaitu Air Terjun Riam Ampang. Air Terjun Riam Ampang ini berlokasi di Desa Pisak dan di dalam wilayah Kecamatan Tujuh Belas. Air terjun ini memiliki ketinggian di atas 10 meter dengan debit airnya yang cukup besar memenuhi kolam yang cukup luas di bawahnya.

Tempat wisata ini sangat disukai oleh wisatawan karena airnya yang sangat jernih dan masih tergolong sangat asri dengan banyaknya pepohonan yang tumbuh di sekelilingnya. Disini para wisatawan bisa bermain air sepuasnya. Mulai dari berendam, berenang, hingga bersantai di atas hammock di pinggiran kolam.
Sumber: tempatwisata.pro

5. Air Terjun Riam Merasap — Bengkayang

Air Terjun Riam Merasap (Sumber Foto: Bappeda Kabupaten Bengkayang)

Objek wisata riam lainnya yang ada di Kabupaten Bengkayang, yaitu Air Terjun Merasap yang terletak di Desa Sahan, Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Air Terjun Riam Merasap ini memiliki ketinggian 20 meteran ini memiliki lebar air terjun 8 meter dan mendapat julukan miniatur niagara. Dengan ketinggian tebing yang cukup lumayan sering digunakan oleh para pecinta rappelling (menuruni tebing dengan menggunakan tali). Debit airnya yang sangat besar serta arusnya yang cukup deras juga sering digunakan oleh para pecinta arung jeram yang suka memacu adrenalin di sungai Air Terjun Merasap.

Memiliki fasilitas yang cukup memadai serta lokasinya yang mudah untuk dijangkau membuat Air Terjun Merasap nyaris tidak pernah sepi akan pengunjung. Apalagi berdekatan dengan Air Terjun Pangar yang hanya berjarak ratusan meter saja.
Sumber: Hi!Pontianak

6. Bukit Jamur — Bengkayang

Bukit Jamur (Sumber Foto: blog.misteraladin.com)

Setelah wisata pantai, pulau dan air terjun, objek wisata selanjutnya yang wajib sbat lokal kunjungi saat liburan adalah bukit. Objek wisata yang sangat cocok untuk healing ini sering menjadi pilihan para traveler untuk meluapkan rasa lelah mereka dari aktivitas sehari-hari seperti belajar atau bekerja dengan cara mendaki.

Bukit Jamur merupakan destinasi wisata selanjutnya namanya cukup terkenal di kalangan wisatawan. Terletak di Desa Belangko, Kabupaten Bengkayang, bukit ini memiliki gaung yang menjamur ke seluruh penjuru. Kabupaten Bengkayang memang memiliki banyak sekali objek wisata alam yang terkenal, jadi tidak perlu heran apabila penulis kembali merekomendasikan objek wisata dari kabupaten ini.

Bukit Jamur ini juga biasa dikenal dengan Bukit Batu. Karena di puncak bukit terdapat banyak tumpukan bebatuan yang cukup besar dan biasanya digunakan sebagai spot selfie dengan background lautan awan putih yang begitu indah. Tak hanya cukup itu saja, hijaunya rumput ilalang menjadi sajian utama juga di Bukit Jamur.

Kebanyakan wisatawan yang mengunjungi Bukit Jamur selalu mendirikan camp serta menunggu indahnya sunrise dari timur. Bukit yang memiliki ketinggian 300 meter ini juga memiliki panorama sunset yang begitu eksotis. Terbayang kan indahnya Bukit Jamur ini? Akan lebih indah jika sobat lokal bisa menyaksikannya sendiri daripada hanya membayangkannya saja.
Sumber: tempatwisata.pro

7. Bukit Kelam — Sintang

Bukit Kelam (Sumber Foto: phinemo.com)

Bukit Kelam menjadi objek wisata ikonik di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Meskipun dinamai sebagai Bukit namun nyatanya Bukit Kelam ini merupakan sebuah batu monolit gelap yang saat ini dianggap sebagai formasi batu monolit terbesar dan tertinggi di dunia mengalahkan Ayers Rock di Uluru, Australia, yaitu memiliki tinggi sekitar 1.002 meter.

Berlokasi di tengah Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, kawasan tersebut ditumbuhi tanaman endemik yang sering kita ketahui memakan serangga, kantong semar. Selain Kantong Semar, Bukit Kelam juga menjadi hunian bagi tanaman anggrek hitam, beruang madu, trenggiling, sampai burung walet. Tentu saja ada cerita rakyat yang menyelimuti eksistensi Bukit Kelam, sama seperti yang terjadi pada Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat.

Bukit kelam merupakan cagar alam yang kaya flora dan fauna. Karena keanekaragaman hayatinya, Pemerintah menata kawasan tersebut sebagai Taman Wisata Alam (TWA) Bukit Kelam. Masyarakat sekitar biasa menyebutnya Bukit Raya.

Bukit Kelam berada di antara dua sungai besar, yaitu Sungai Melawi dan Sungai Kapuas. Pendakian ke puncak Bukit Kelam berdurasi sekitar 4-5 jam untuk naik dan 3-4 jam untuk turun. Berkunjung ke Bukit Kelam, wisatawan dapat menikmati suasana yang sejuk dan segar sekaligus melihat pemandangan hutan tropis di sekitar.
Sumber: djkn.kemenkeu.go.id

8. Danau Sentarum — Kapuas Hulu

Danau Sentarum (Sumber Foto: Wikipedia.org)

Berikutnya destinasi wisata alam yang sangat wajib untuk sobat lokal kunjungi adalah Taman Nasional Danau Sentarum yang berada di Kabupaten Kapuas Hulu. Taman ini terletak di atas Sungai Kapuas tektonik yang memiliki cekungan sekitar 700 kilometer ke arah hulu dari delta. Cekungan ini adalah dataran banjir yang luas, yang terdiri dari sekitar 20 danau musiman, hutan rawa air tawar dan hutan rawa gambut yang masyarakat setempat menyebutnya Lebak Lebung (dataran banjir). Rumah bagi berbagai satwa liar, taman nasional adalah tempat terbaik untuk mengamati kegiatan penduduk dari hutan Borneo seperti orangutan, bekantan, kera ekor panjang, dan banyak yang lainnya.

Untuk menuju danau ini dapat memakan waktu selama sekitar 11 jam dari Pontianak-Sintang-Semitau apabila megendarai mobil. Sobat lokal juga dapat menuju Taman Nasional Danau Sentarum ini dengan jalur penerbangan selama satu jam, yaitu dari Pontianak ke Putussibau.

Dari lokasi tersebut, satu-satunya pilihan transportasi yang tersedia untuk sampai ke taman nasional adalah dengan perahu khas Kalimantan Barat, yaitu perahu Bandong sekitar kurang lebih 7 jam perjalanan. Selama mengendari perahu inilah sobat lokal akan mendapatkan pengalaman yang menarik. Sobat lokal dapat secara langsung menikmati keindahan hutan Kapuas Hulu dan berbagai macam flora yang ada di dalamnya.

Sesampainya di Danau Sentarum, sobat lokal juga bisa menyewa kapal nelayan apabila ingin melihat Danau Sentarum lebih dekat lagi. Dengan kapal, sobat lokal dapat mengelilingi Danau Sentarum sembari memancing ikan tawar yang sangat banyak jenisnya yang hidup di Danau Sentarum.
Sumber: kualanamu-airport.co.id

Penulis: Via Kurniati

Thani: Single Baru Merah Jingga Suarakan Hak Petani

HIBURAN, Penulis: Aulia Nisa Eka Dewi

Berlokal.id, Pontianak — Merah Jingga, Band asal Kota Pontianak akan merilis single terbaru mereka berjudul “Thani” yang menyerukan hak kesejahteraan petani Indonesia.

“Lagu itu akan mengudara di platform musik digital pada tanggal 24 September 2021, yang bertepatan dengan Hari Tani sekaligus kami manggung di Abco Coffee Reformasi,” kata Atuy, salah satu personil Merah Jingga kepada berlokal.id, Kamis (16/9) malam.

Mengusung tema Hak Kesejahteraan Petani Indonesia yang dibatasi, membuat mereka terinspirasi untuk merilis single tersebut. “Karena kita dapat kabar, hak mereka itu dibatasi dan harga jual SDA juga dimainkan pemerintah. Selain itu, beberapa lahan petani kita yang direbut secara paksa sama pemerintah, tanah masyarakat adat yang diambil perusahaan,” kata Anci, vokalis Merah Jingga.

Nayau, pemain Percussion Merah Jingga juga mengatakan lagu terbaru mereka merupakan sebagai bentuk ucapan syukur kepada petani Indonesia.

“Thani” dibawakan dengan alat musik tradisional khas Merah Jingga yang dibalut suara autentik dari sang vokalis. Dalam proses produksi, lirik ditulis oleh Arif Setiawan yang merupakan senior teater Pontianak dan instrumen musik diciptakan dari Merah Jingga sendiri.

Mereka berharap dengan rilis nya lagu ini semoga pendengar peka terhadap petani Indonesia dengan membeli produk lokal atau sembako dari hasil petani sendiri.

Penulis: Aulia Nisa Eka Dewi

Rekomendasi Film Kreasi Anak Kalimantan Barat

HIBURAN, Penulis: Aulia Nisa Eka Dewi

Kalimantan Barat terdiri dari banyak suku dan budaya, yaitu 3 etnis mayoritas yang mendiami Kalbar, diantaranya ada Suku Dayak, Suku Melayu, dan Tionghoa. Sineas Kalimantan Barat terus memperkenalkan budaya Kalimantan Barat, salah satunya dengan memproduksi Film. Film – film tersebut berdasarkan latar dan budaya dari Kalbar itu sendiri, berikut beberapa rekomendasi dari berlokal.id.

1. Nirmala (Kayong Utara)

Cr: HiPontianak

Rekomendasi film dari berlokal.id yang pertama, yaitu film “Nirmala”.

Film “Nirmala” terpilih sebagai film terbaik dalam Festival Film Kalimantan Barat (FFKB) tahun 2019. Film ini diadaptasi dari kisah nyata tentang mitos yang berkembang di masyarakat Sungai jambu kecamatan simpang hilir Kayong utara KALBAR mengenai “Puake lelabi putih atau raksasa kura kura”. Plot twist dalam film ini di bawakan oleh sosok anak muda bernama Usman dan Nirmala. Melalui ke dua sosok ini pula sang sutaradara mencoba memberikan pesan penting tentang pentingnya menjaga sungai.

2. Anomali (Sanggau)

Cr: HiPontianak

Selanjutnya, film yang berasal dari Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat yang berjudul “Anomali”. Film ini pernah meraih penghargaan untuk kategori Penyutradaraan Terbaik dalam Festival Film Kalimantan Barat (FFKB) tahun 2019. Film ini menceritakan tentang kejahatan seksual dalam rumah tangga Kalbar.

3. Passan Terakher (Singkawang)

Cr: Warta Pontianak

Film yang ketiga, yaitu film karya Achmad Hardin berjudul “Passan Terakher” (Pesan Terakhir). Film ini dirilis tepat pada hari ulang tahun Republik Indonesia ke-76 bulan Agustus lalu, yang termasuk ke dalam film pejuang dari Kalimantan Barat. Pemutaran perdana film ini dilakukan pada 17 Agustus 2021.

Film ini menceritakan tentang perjuangan rakyat Kalbar dalam melawan kedudukan penjajah belanda. Film yang bergenre kolosal ini Film ini penuh dengan pesan moral untuk mendidik serta meningkatkan rasa kecintaan kita terhadap para pahlawan bangsa yang telah berjasa terhadap Negara Indonesia. 

4. Ale-Ale (Ketapang)

Cr: Trigger Net Media

Film”Ale-ale” merupakan film pertama yang di produksi oleh Pesisir Film dari Ketapang dan bergenre komedi. Film ini bercerita tentang kehidupan keluarga nelayan dan keresahan-keresahan yang dihadapi orangtua dikala perekonomian semakin susah dengan berbagai macam keinginan anaknya. Film ini juga mengangkat ciri khas Kabupaten Ketapang, fengsui makanan khas daerah pesisir Ale-Ale.

5. Mumot (Sintang)

Cr: Youtube

Film rekomendasi yang terakhir, yaitu “Mumot”. Film “Mumot” ini merupakan salah satu film yang mendapat penghargaan dari 8 nominasi di wilayah Sintang. Film ini mendapatkan penghargaan sebagai Penata Artistik Terbaik dalam Festival Film Kalimantan Barat (FFKB) tahun 2019. Film ini menceritakan Orangtua yang mengajarkan anaknya untuk berjiwa pemaaf dan membiasakan izin ke orangtua saat hendak pergi. Banyak pesan moral yang disampaikan dalam film ini dengan membawa budaya Sintang yaitu “Mumot” yang artinya cerewet.

Nah, itu dia beberapa rekomendasi film Kalimantan Barat dari berlokal.id. Buat kalian yang punya rekomendasi film dari Kalimantan Barat lainnya bisa bagikan di kolom komentar, ya!

Penulis: Aulia Nisa Eka Dewi

Editor: Via Kurniati